Selasa, 11 Februari 2014

Anakku Kurus

Hari ini, Fatih saya bawa ke dokter untuk imunisasi MMR. Sekalipun banyak sekali saya baca black campaign tentang vaksin ini (katanya bikin autis), tetapi masih lebih banyak lagi yang menganjurkan untuk memberikan vaksin MMR. Apalagi anak kakak saya dulu juga divaksin MMR, sampai sekarang ia baik-baik saja.

Sebelum divaksin, Fatih ditimbang dulu. Beberapa hari sebelumnya, Fatih juga ditimbang di Posyandu di RW saya dan bobotnya  9,6 kg. Yah, sebenarnya beberapa kali saya nimbang di Posyandu dan di dokter selalu saja ada geseh yang cukup banyak, timbangan Posyandu selalu lebih berat hampir 1 kg dibandingkan timbangan dokter  atau timbangan lainnya (pengen sebenarnya bilang ke petugasnya, tapi sebagai warga baru kok saya merasa belum berani ). Betul saja, di dokter timbangan Fatih hanya 8,7 kg. 

Saya menghela nafas, untuk Fatih yang berumur hampir 16 bulan tentu saja timbangan tersebut masih kurang. Berat lahir Fatih 3 kg, sehingga paling tidak normalnya berat badan Fatih saat bermur satu tahun  adalah 3 kali berat lahir atau 9 kg. Kalau di KMS Posyandu, timbangan Fatih dari lahir memang selalu berada di garis hijau muda. Pernah mau naik ke hijau tua, tapi lalu perlahan turun lagi ke hijau muda dan belakangan timbangannya mintip-mintip mendekati warna kuning.

Sekalipun berat badannya agak kurang, tapi Fatih selalu sehat dan ceria. Beberapa kali memang sakit bapil, tapi masih dalam batasan normal. Bahkan disbanding teman-temannya di kompleks rumah saya, Fatih termasuk yang jarang sakit. Kalaupun sakit, sangat jarang dia sakit berkepanjangan. Hanya 2 kali saja Fatih pernah bapil hingga 2 minggu. Sisanya mungkin hanya 3 hari saja. Perkembangan motorik dan kognitif Fatih juga baik, tidak telat sekalipun juga tidak melesat cepat. 

Masalah makan, Fatih juga bukan picky eater. Dia makan apapun yang saya berikan, kecuali kalau beras yang saya beli kurang pulen, Fatih jadi sedikit ogah-ogahan makan nasi. Mungkin dia masih kesulitan mengunyah nasi yang pera. Selebihnya, Fatih termasuk doyan ngemil, ngemil buah, sayuran juga aneka biskuit. Saya juga terkadang membuatkan camilan-camilan rumahan, seperti gorengan, pudding, atau kue-kue basah lainnya. 

Tapi kenapa Fatih masih kurus?? Apa karena saya juga berperawakan kurus? 

Saya cukup sedih ketika dokter menganjurkan memberi susu formula dan menyebutkan salah satu merk susu. Tidak hanya karena mahal harganya, tapi saya masih sangat yakin kalau ASI saya masih mencukupi. Tapi dokter bilang tetap perlu ditambah sufor.. Dokter juga meresepkan suplemen penambah nafsu makan, tapi saya pikir Fatih tidak pernah bermasalah dengan nafsu makannya..  Setelah pemberian suplemen dan sufor maka perkembangan BB Fatih akan dievaluasi lagi 3 bulan ke depan. Apalagi dokter tidak menemukan adanya indikasi Fatih terkena flek.

Saya sedih sekali..entahlah, sejak dulu saya tidak pernah mempermasalahkan BB Fatih. Pernah mertua saya sampai memarahi suami saya gara-gara Fatih kurus (jadi ingat beberapa hari lagi mertua datang, apa kata beliau..). Suami juga sering meributkan hal ini, tapi bagi saya anak bukanlah sapi (maaf) yang harus gemuk..Yang penting Fatih sehat dan kami sebagai orang tua sudah melakukan yang terbaik..

Saya dulu pernah memberikan sufor dan suplemen makanan secara intensif selama 2 bulan, tapi Fatih tetap saja tidak bertambah gemuk. Saya akhirnya berhenti (apalagi setelah suami berhenti meributkan BB Fatih), karena saya yakin masalah Fatih bukan karena makan atau kurang susu. Saya  ingat betul bagaimana saat kecil dulu saya pun sedikit tersiksa karena orang tua saya juga mengkhawatirkan BB saya dan memberikan berbagai treatment dan suplemen agar saya gemuk. Saya tidak ingin Fatih merasakan hal yang sama. Fatih tidak apa-apa, memang dia kurus tapi Fatih sehat..

Entah, apakah suplemen tersebut harus tetap saya berikan? Apakah sufor juga harus saya belikan??

0 komentar:

Posting Komentar