Minggu, 12 April 2015

Bapakku, Inspirator Pertamaku



Banyak orang mengenal Bapak saya, tetapi saya selalu merasa bahwa saya yang lebih mengenal beliau. 

Bapak sejak kecil yatim piatu, menghidupi diri sendiri dengan bekerja serabutan, mulai dari menjahit kancing hingga akhirnya mahir menjahit pakaian, menjadi kernet bus hingga akhirnya bisa nyetir kendaraan, menjadi aktivis di kampus hingga pada akhirnya Bapak bisa duduk sebagai anggota DPRD Yogyakarta.Bapak adalah inspirasiku sekaligus inspiratorku.

Iya, Bapakku galak, galak karena ingin anak-anaknya disiplin,tetapi beliau istiqomah mendidik putra-putrinya sendiri. Sekalipun sibuk,Bapak selalu sempat menyetrika rok seragam SDku yang berlipit-lipt sehingga menjadi rapi dan mekar indah saat kupakai. Bapak juga masih sempat meminyaki rambutku,menyisirnya hingga licin, dan memeriksa kuku-kuku jariku setiap pagi.  

Lepas maghrib, Bapak mengajar mengaji anak-anaknya dan mengawasi kami belajar sekalipun sambil mengajar mengaji juga. Jika Bapak mengajar ngaji pagi hari, selalu ada anaknya yang minta dipangku dan Bapak mengajar sambil mengelus-elus rambut kami. Begitu pula saat sholat, selalu saja ada di antara kami anak-anaknya yang menggantung di pundak Bapak dan Bapak tak pernah keberatan. Nabi Muhammad pun begitu, selalu ujar Bapak kepada kami. 

Ah ya, saya teringat betul bagaimana Bapak selalu mendukung cita-cita saya. Saat saya ingin jadi pramugari dulu, Bapak membuatkan pakaian yang mirip dengan seragam pramugari maskapai Garuda, ditambah dengan syal leher yang dibelikan Bapak dari Malaysia. Saat saya ingin jadi wartawan,Bapak tak segan membelikan saya bulpen ‘khas’ milik wartawan dan juga memberi tape recorder bekas biar saya bisa pura-pura wawancara. Pun saat saya masuk ke jurusan Antropologi,jurusan yang katanya sangat sekuler cenderung murtad, hehehe.. Bapak mencari ‘ilham’ dan pembenaran dari kawan-kawannya dan dengan lega mendukung saya untuk terus bergelut di bidang tersebut.

Bapak tak punya uang banyak, tetapi ia punya banyak teman. Kata Bapak, tak perlu banyak uang untuk bisa menolong banyak orang. Dan benar, Bapak selalu berada di garis depan ketika bencana alam melanda Yogyakarta dan sekitarnya. Bukan dengan uangnya, tetapi dengan kepercayaan orang terhadap beliau. Bapak juga tak pernah absen kedatangan orang yang ingin meminta tolong, rumah Bapak seharipun tak pernah tidak kedatangan tamu.  

Bapak memang tidak selalu sempurna, saya kadang jengkel juga marah terhadap beliau. Isi page febuknya pun seringkali ga mutu, tapi beliaulah yang menjadi inspirasi pertama saya dan selalu membuat saya berpikir, ya ingin bisa menjadi seperti Bapak, yang galak tetapi penyayang (saya juga agak sedikit galak dan Ibu bilang saya persis seperti Bapak jika marah), yang sibuk tetapi tetap membelai putra-putrinya, yang bisa menjadi penolong banyak orang, yang konsisten terhadap pemikirannya, mendukung setiap usaha putra-putrinya, dan yang jelas Bapak yang pantang menyerah dan bisa terus memperbaiki kehidupan. 

Bapak memang tak pernah mengatakan sayang kepada kami, tetapi kami tahu beliau menyayangi kami. Begitupun saya tak pernah bilang sayang kepadanya, tetapi saya pun yakin beliau tahu saya menyayanginya.  

Senin, 06 April 2015

Bikin Makanan Jadi Fotogenik Bersama Sriboga



Kayanya sekarang zamannya motret makanan ya..entah untuk kepentingan komersial,pasang di blog, maupun sekedar pamer di medsos. Mau kan foto makanan kita jadi kelihatan lezat trus bikin orang ngiler dan sukses bikin teman kita iri?yang terakhir jangan ditiru. Nah Sriboga, produsen aneka tepung terkemuka, mengadakan pelatihan food photography dengan nara sumber ahli fotografi dan pemilik blog diahdidi.com. Sriboga mengundang UKM-UKM binaannya yang tentu saja bergelut di bidang kuliner untuk mengikuti pelatihan ini. 

Pelatihan dimulai pukul 10.00 WIB, meskipun telat dari jadwal yang ditetapkan tetapi peserta tetap terlihat antusias. Rata-rata para peserta datang dengan membawa produk kuliner mereka, mulai dari cake atau aneka kue basah, tart, pudding, kue kering dan aneka camilan. Eike kan konsumen, jadi ga bawa apa-apa, hehehe..

Sesi pertama diisi oleh Mas Annas yang membuka dengan kata-kata 1 picture says 1000 words. Bener banget yah, ga perlu susah-susah ngetik kalo udah liat gambar, hehe..Materi dari Mas Annas padat merayap meliputi jenis kamera,jenis lensa,prinsip dasar fotografi dan komposisi. 

Ternyata harga kamera tidak semurah harga diri lho #eh, konon medium format camera harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah dan lensanya pun seharga rumah saya dikalikan tiga (coba tebak berapa ?).Pokoknya mahal banget deh*pasrah. Tetapi teknologi yang semakin canggih tentu juga membawa implikasi pada penyederhanaan teknologi itu sendiri. Alhasil, saat ini ga perlu kamera mahal segede paha, kamera hape pun bisa sangat memadai untuk mendapatkan hasil foto yang bagus. Kamera terbaru model mirror less juga harganya terjangkau tetapi mampu memberikan hasil yang lebih baik dengan jangakauan lensa yang lebih lebar.Nah untuk pemula,selain kamera mirror less, Mas Annas menganjurkan memakai kamera middle end DSLR (digital single lens reflect). 

Untuk prinsip dasar fotografi, prinsip tiangle sangat penting diperhatikan yaitu ISO, shutter speed, dan aperture. 
 
ISO-- pencahayaan/ sensor cahaya yang masuk ke kamera. Makin besar ISO yang digunakan maka cahaya yang masuk akan makin banyak (lebih terang) tetapi detail gambar menjadi berkurang. Ada ISO ada pula ASA, keduanya sama fungsinya tetapi hanya beda asosiasi saja. ASA dikeluarkan oleh asosiasi Amerika,sedangkan ISO lebih internasional.
Aperture -- prinsip ini berhubungan dengan diafragma atau bukaan lensa kamera. Makin besar angkanya maka diafragma atau bukaan lensanya semakin kecil, sehingga gambar yang diambil bisa semakin fokus.
Speed shutter-- reflek lensa membuka dan menutup. Untuk memotret gambar yang bergerak diperlukan speed tinggi sehingga gambar bisa fokus, tetapi jika memang ingin dibuat blur maka speed bisa dikurangi. 

Mas Annas juga memaparkan beberapa komposisi foto yang dapat membuat foto kita menjadi lebih menarik yaitu komposisi sepertiga,segitiga, elips,diagonal,framing,dan garis pengarah. Komposisi sepertiga sangat disarankan, khususnya untuk pemula. Fokus objek tidak diletakkan di tengah-tengah, tetapi di sepertiga bagiannya. Ada juga komposisi framing, gambar yang kita bidik diberi frame alami, seperti dedaunan atau dua pohon yang berdiri.

Untuk pemotretan di dalam ruangan, Mas Annas memberikan contoh studio sederhana yang bisa dibuat di rumah dengan bahan yang murah.

Pemaparan Mas Annas sukses bikin saya dan beberapa peserta lain ngiler pengen beli kamera baru, hehehe..plus tentu saja membuat saya yang buta kamera ini jadi mengerti fungsi-fungsi fitur dan spesifikasi kamera (maklum kalo beli kamera asal pixelnya gede, lainnya mah apaan atuh). Seperti fitur ISO dalam kamera, juga fitur HDR di kamera hape saya. Fungsi HDR adalah mengkomposisikan dua cahaya yang masuk sehingga cahaya terbaik untuk gambarlah yang akan ditampilkan.
         
                                                                                      


Sesi kedua diisi oleh Mbak Diah, pemilik blog diahdidi.com. Mbak Diah memang sangat mengandalkan foto untuk menarik pembaca blognya. Beliau pun sukses memasarkan produknya lewat foto makanan yang menggiurkan. Mbak Diah memberikan tips-tips praktis dalam memotret makanan yaitu:

Mengambil foto dengan cahaya alami sehingga disarankan untuk memotret di dekat jendela atau di ruang terbuka yang terpapar matahari. Pemotretan bisa dilakukan mulai jam 9 pagi hingga jam 4 sore saja. Jika harus dilakukan di dalam ruangan maka diperlukan cahaya tambahan atau reflector.
Menata sajian makanan sehingga menjadi terlihat menarik. Tidak disarankan memotret makanan dalam toples (kecuali yang mau dijual toplesnya)
Gunakan properti yang mendukung,misal mangkuk yang manis atau klasik, nampan etnik, cangkir, bahkan alas dari karung goni pun bisa digunakan. Kreatifitas sangat diperlukan dalam hal ini.
Porsi kecil lebih baik. Makanan dalam porsi kecil akan lebih menonjolkan detail makanan tersebut
Perlihatkan tekstur makanan, misalnya dengan memotong kue atau menggigitnya sedikit sehingga terlihat tekstur di dalam kue.
Perhatikan kebersihan makanan dan propertinya,jangan sampai wadah yang kita gunakan terlihat kotor atau terdapat bercak-bercak sisa saus pada makanan kita.
Jangan terpaku pada produk sendiri, mencicipi produk kuliner lain akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas produk kita sendiri. Mencoba memotret produk lain juga akan memberikan gambaran visual untuk berinovasi dalam tampilan produk kita. 

Setelah mendengar pemaparan Mbak Diah, peserta mulai mencoba mempraktekkan ilmu yang didapat hari ini dengan memotret aneka produk yang dibawa oleh peserta tadi. Tentunya memanfaatkan studio sederhana yang telah dibangun.


Seru dan bermanfaat banget deh ilmu yang didapat di SCC Sriboga ini. Kantor Sriboga Costumer Service ada di Jl. Gadjah Mada no. 19, Semarang (depan Hotel Quirin). Kantor ini bisa diakses dengan naik transportasi umumnya Semarang, BRT koridor IV atau dengan angkot jurusan Pasar Johar. Cuma di SCC ini lho yang menyediakan baking clinic sehingga para member SCC juga bisa mengikuti berbagai pelatihan mengolah kuliner.

Lalu gimana bisa jadi member SCC?? Hmm,bisa langsung daftar di kantor SCC atau dengan mengisi form lewat www.memberscc.com. Siapapun yang memiliki usaha kuliner khususnya kuliner berbasis pertepungan boleh gabung disini. Selain produk Sriboga yang bisa memnuhi segala kebutuhan pertepungan, member juga bisa mendapatkan aneka pelatihan,motivasi usaha, join event-event Sriboga, dan sebagainya. Kereeennn kan!! Silahkan gabung dan jangan lupa pakai tepungnya juga ya!! Saya juga pakai lho..xixixixi

Sabtu, 04 April 2015

Mendaki Gunung Ungaran Yuk!!!

Adik : "Gunung Ungaran bisa didaki ga sih Mbak?"
Saya: "Ga tau!"
Adik: "Gimana sih, tinggal di kaki Gunung Ungaran kok begitu aja ga tau.."
Saya: ##%%***
Rasanya sakitnya tuh disini..mak jleb banget dengan pernyataan adik saya yang bikin pengen noyor tapi ga bisa karena memang saya kuin (kurang informasi, xixixi) ga ketulungan. Yup, saya yang tinggal di kaki Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candirejo, selama ini hanya menikmati keindahan pemandangan puncaknya dan menjadikan Gunung Ungaran sebagai penanda cuaca. jika puncaknya tertutup mendung maka dipastikan hujan akan mengguyur Kota Ungaran.
Setelah ubek-ubek dan googling ternyata Gunung Ungaran memang bisa didaki, sekalipun jalur pendakiannya tidak ada yang melewati area sekitar tempat tinggal saya. Puncak Gunung Ungaran memiliki ketinggian 2050 mdpl dan gunung ini termasuk gunung berapi.Gunung Ungaran memiliki 3 jalur pendakian yaitu Jalur Mawar lewat pasar Jimbaran, Jalur Medini lewat Kecamatan Boja, Kendal dan jalur Gedong Songo lewat Bandungan. Biasanya pendaki akan naik lewat jalur Mawar atau jalur Medini lalu turun melewati jalur Gedong Songo.

1. Akses jalur pendakian
Ungaran adalah kota kecil di Kabupaten Semarang, sekitar 40km dari Kota Semarang. Akses utamanya adalah jalan antar provinsi yang melewati Ungaran. Tetapi dari tiga jalur pendakian memang tidak ada satupun yang start dari kota Ungaran. Jalur pendakian yang paling populer adalah jalur Mawar. Jika dari arah Magelang,bisa menggunakan bus dan turun di gerbang Bandungan, dilanjutkan dengan menggunakan mini bus menuju Pasar Jimbaran. Jika dari terminal Terboyo, Semarang maka bisa langsung mencari bus jurusan Bandungan dan turun pula di Pasar Jimbaran. Setelah sampai pasar, dilanjutkan dengan menaiki ojek ke pos pendakian Mawar.  

Foto satelit by http://www.slamsr.com
 
Jalur Medini memang kurang populer karena tidak bisa diakses dengan transportasi umum, harus dengan kendaraan pribadi. Pun kabarnya jalan menuju jalur tersebut cukup terjal dan sempit. Jika dari Kota Semarang, jalur ini bisa diakses lewat Pasar Jrakah, melewati kecamatan Mijen dan Cangkiran.

2. Perlengkapan pendakian
Dari pos pendakian Mawar hingga ke puncak gunung diperkirakan jaraknya sekitar 28 km. Para pendaki terkadang tidak menginap, mereka hanya pulang pergi saja. Tetapi jika ingin menikmati pemandangan sunrise maka disarankan untuk berangkat sore hari dan membawa peralatan lengkap, jaket tebal dan sleeping bag. Tenda bisa dibawa untuk menginap di puncak, tetapi bisa juga menginap di pos pendakian. Sedangkan untuk perjalana pulang pergi, tidak perlu membawa jaket tebal karena udara tidak terlalu dingin. Cukup kaos berlengan panjang, celana panjang, dan jangan lupa tetap memakai kaos tangan untuk menghindari luka karena jalur pendakian yang rimbun. 
Selain itu, sekalipun pendakian gunung Ungaran tidak terlalu tinggi, tapi medannya cukup berat dan terjal, so jangan lupa bawa koyo juga ya! Siapa tahu bikin encok kambuh, hehehehe...

3. Objek wisata di jalur pendakian
Jalur pendakian Mawar memang melewati beberapa objek wisata menarik yaitu Umbul Sidomukti, kebun teh Promasan, hamparan kebun kopi dan tentu saja Candi Gedong Songo. Selain menikmati puncak Gunung Ungaran, pendaki juga bisa menikmati pemandangan puncak Gn. Merbabu, Gn. Merapi, Gn. Telomoyo, Gn. Andong,Gn. Sumbing dan Gn. Sindoro.

Pemandangan puncak. Foto by http://www.slamsr.com
 
Begitu juga jalur pendakian Medini pun akan melewati kebun teh Medini yang eksotis. Di malam hari. dari puncak juga bisa menikmati pemandangan kerlip lampu Kota Semarang. Hmmm.. kumplit yah!!! 
 So, huffttt.. sebagai ibu beranak tentu saya cuma bisa ngiler nih nulis postingan kali ini. Sudah harus mikir seribu langkah sebelum memutuskan untuk naik gunung. Xixixixi..Ya kali travelling ga ngajak anak..bisa dibilang ibu durhaka nanti..Ya kali naik gunung ngajak anak, dibilang ibu durhaka jugaa.. Tapi gugling info tentang pendakian Gunung Ungaran ini setidaknya bisa memberikan sensasi travelling buat saya dan setidaknya kalo ada yang tanya Gunung Ungaran bisa didaki atau tidak, maka saya jawab dengan mantab " Ya, bisa doonngggg!!". Yuk ke Ungaran, jangan lupa juga beli oleh-olehnya: tahu bakso nan yummy!!!