Sebagian besar tetangga saya adalah kaumpekerja,baik si
bapak atau pun ibunya. Hanya beberapa gelintir saja, termasuk saya, yang tidak
bekerja di luar rumah. Dengan kondisi tersebut, keluarga yang keduanya harus
meninggalkan rumah dari pagi hingga petang, harus menitipkan anak-anak mereka
kepada orang lain. Beberapa memilih untuk memiliki asisten rumah tangga (ART), beberapa
memilih menitipkan ke playgroup, dan
beberapa menitipkan kepada orang tua mereka.
Tidak seperti suami saya yang PNS dan bekerja hanya dari
hari Senin sampai Jumat, para tetangga saya kebanyakan harus bekerja bahkan
hingga hari Sabtu malam. Bagi yang bekerja di pabrik, terkadang mereka harus
lembur hingga larut malam. Alhasil, waktu untuk bermain bersama anak-anak pun
menjadi sangat minim. Belum lagi jika hari Minggu-nya si bapak dan ibu lelah
menghadapi balita mereka, maka si kecil pun terpaksa harus ikut pengasuhnya
juga.
Bagaimanapun juga,bekerja adalah tuntutan demi mendapatkan
kehidupan yang layak. Kondisi perekonomian yang dirasa semakin berta dan
tuntutan zaman yang semakin bejibun tentu menjadi pertimbangan sendiri untuk
mengerahkan segala kemampuan. Lalu bagaimana dengan anak mereka?? Bagaimana
kalau mereka merasa kurang kasih sayang?
Yah, bagi saya anak-anak adalah pecinta sejati, mereka tidak akan pernah merasa kekurangan cinta. Mungkin sebagian
besar orang akan beranggapan bahwa orang tua adalah pecinta yang tanpa pamrih,
tapi untuk saya malah sebaliknya . Anak-anak benar-benar pecinta tanpa pamrih.
Saya takjub, dikala si anak tetap riang menyambut orang tua
mereka pulang bekerja, meski mereka hampir
seharian tak bersama . Saya kagum, saat si bayi masih saja mengenali ibunya
meski ia tak disusui langsung. Saya terpesona,pada gelayut manja si kecil pada
ayahnya meski hanya sesekali mereka bertatap. Ah ya, anak-anak adalah pecinta
yang ulung. Mereka tetap mencintai dan mereka tahu orang tua mereka mencintai
mereka meski tak selalu terungkapkan.
Orang tua mungkin berharap anak-anak akan tetap berbakti pada
mereka saat nanti dewasa, tapi anak-anak tidak juga berpikir agar di masa depan
orang tua mereka lebih sayang pada mereka. Orang tua mungkin masih berharap si
anak akan membanggakan mereka, tapi anak-anak tak juga berpikir orang tuanya
harus menjadi hebat. Orang tua mungkin berkilah bekerja untuk masa depan
anaknya, tapi anak-anak tidak juga peduli bahkan jika ia harus ditinggal pergi.
Anak-anak mencintai tanpa pamrih,mereka tak berharap apapun.
Buat saya, anak-anak lah yang mengajari saya untuk terus
mencintai tanpa pamrih, tanpa berharap dan sekaligus tanpa pernah putus asa.
0 komentar:
Posting Komentar