Senin, 06 Januari 2014

Bila Si Kecil Sakit..

Aduh..Fatih sakit, dan kali ini sakitnya mungkiin yg terparah dibanding sakit2 sebelumnya..Yah, Fatih memang sudah beberapa kali terkena flu, dan satu kali demam, tapi flu dan demamnya tidak pernah mempengaruhi keaktifan serta pola tidurnya. Dia juga tidak rewel dan sakitnya tidak berlangsung lebih dari seminggu. Tapi kali ini, hujan-hujanan di Malang pun berbuah batuk dan pilek parah, ditambah panas tinggi yang tak kunjung turun.
Salah saya juga sih terlalu cuek dg kondisi Fatih yang ogah makan dan mungkin saja agak kedinginan di Malang, tapi kan saat itu Fatih kelihatan hepi bgt..#moduspembelaan.
Batuk Fatih dimulai saat perjalanan pulang dari Malang. Setengah perjalanan dia habiskan dg tidur pulas, tapi setengahnya lagi dia mulai rewel, minta gendong, minta jalan-jalan,minta nenen terus-terusan, dan masih ogah makan. Dan dia pun sesekali mulai terbatuk-batuk. Awalnya saya pikir batuknya krn dia sering menangis, tapi batuk pun berlanjut meski sudah sampai rumah.
Setelah genap batuk seharian, hidung Fatih mungkin mulai mampet sehingga dia mulai rewel ketika nenen menjelang tidur. Berkali-kali saya harus mengubah posisi neteki, krn dia terlihat kesulitan bernafas dan paginya nafasnya mulai grok-grok tanda pileknya sudah 'matang'.
Tak cukup sampai disitu, sehari kemudian Fatih demam dan krn sudah hampir 3 hari dia kena flu maka saya akhirnya membawanya ke dokter. Suhu tubuhnya cukup tinggi, 37,6 derajat celcius. Dokter bilang dia terkena radang tenggorokan, dan obat penurun panas, obat batuk pilek serta antibiotik pun menjadi buah tangan Fatih dari dokter.
Ternyata, sehari kemudian panas Fatih tak kunjung turun, dan pusingnya lagi saya ternyata terkena flu juga. Semalaman Fatih rewel, semalaman juga saya begadang dengan kepala yang tak mau diajak kompromi. Saya yang juga kurang istirahat sedikit tidak sabar dengan kerewelan Fatih, dan saya benar-benar menyesal krn beberapa kali hampir saja mencubit Fatih krn jengkel. Untungnya saat itu saya berada di rumah orang tua sehingga sesekali ibu saya turun tangan ketika Fatih tdk bisa dikendalikan. Sungguh baru kali ini Fatih serewel ini, dan baru kali ini saya benar-benar kewalahan menghadapinya.
Sore hari karena demamnya semakin tinggi saya membawa Faih ke dokter lagi, kali ini klinik tutup krn tahun baru sehingga saya menggunakan klinik UGD. Suhu tubuh Fatih hampir 40 derajat, dokter yg khawatir Fatih terkena demam berdarah langsung menyarankan tes darah. Saya manut saja. Alhamdulillah, negatif  DB. Trombositnya normal tapi leucositnya tinggi artinya Fatih terkena infeksi virus yang cukup parah..Duh..kasian Fatih, saya jadi merasa semakin bersalah. Dokter meresepkan kembali antibiotik yg lebih peka thd virus utk menggantikan antibiotik yang sebelumnya.
Sebelum pulang, saya sempat berkonsultasi ttg demam Fatih dan khawatir dia kena step krn keluarga saya memiliki riwayat step. Apalagi obat penurun panas yg diberikan tidak mempan menurunkan panasnya. Akhirnya dokter memberikan obat penurun panas yang dimasukkan lewat dubur. Hasilnya cukup instan, beberapa menit kemudian Fatih berkeringat dan panasnya perlahan turun.
Yah, meski demamnya turun tapi rewel Fatih tak kunjung turun. Fatih sering terbangun dari tidurnya dengan menangis menjerit-jerit, tangisannya pun sulit dihentikan meski sudah saya sodori nenen. Beberapa kali dia seperti ingin nenen, tapi saat saya mendekat saya justru diusir dengan kakinya. Nenennya pun menjadi sulit, krn tiap kali ingin nenen dia malah hanya menggigit. Satu kali saya malah harus memboncengkannya dengan motor keliling sekitar rumah agar dia tertidur, krn dia menjerit terus menerus dan hanya berhenti ketika naik motor. Saya hampir tidak bisa tidur sama sekali dan saya menjadi sangat mudah marah pd Fatih. Lagi-lagi, beberapa kali saya hampir memukul dan mencubit Fatih.
Alhamdulillah, dua hari dari demam tingginya Fatih mulai berangsur sembuh, meski masih sesekali batuk dan ingusnya masih meler tapi rewelnya pun mereda.
Satu hal penting yang sedang saya alami, setelah rewel pasca lahirnya Fatih kembali menguji kesabaran saya sbg seorang ibu.. beberapa waktu lalu, saat perjalanan dari Ungaran ke Jogja saya sangat marah dengan seorang ibu yang berkali-kali memukul kepala anaknya (yg mungkin baru berumur setahun) yg terus-terusan menangis. Bukannya diam, si anak justru menangis semakin keras. Dilihat dari penampilannya, si ibu dan anak tersebut mungkin orang tak berpunya.. Tentu kehidupan ekonomi yang sulit dan juga kondisi ibu yang labil (mungkin lelah krn bekerja) akan sangat mempengaruhi perilaku ibu terhadap anaknya. Saya yang mapan sejahtera saja bisa merasa sgt jengkel dg Fatih, apalagi ibu tersebut. Yah, sekalipun kekerasan terhadap anak tidak bisa dibenarkan dg alasan apapun.
Jadi ibu juga harus belajar lebih sabar lagi, krn di masa depan pasti akan banyak cobaan lainnya. Semoga saya juga semakin bisa mengendalikan emosi dan belajar uk lebih ikhlas momong Fatih..Maafin ibu ya Sayang..semoga Fatih sehat selalu dan juga bahagia selamanya..Aamiin

0 komentar:

Posting Komentar