Senin, 23 Maret 2015

Menjadi Penulis Etnografi



Jadi wartawan??? Iya, itu cita-cita saya dulu. Parahnya, saya gak pengen jadi wartawan ‘biasa’, maunya jadi wartawan di medan peperangan. Iya, saya kecil dulu sepertinya kebanyakan nonton dunia dalam berita yang isinya perang-perangan mulu. Tapi cita-cita saya yang nekat tersebut sebenarnya mulia loh. Saya ingin bisa menulis tentang peperangan tersebut dengan riil sehingga bisa mengabarkan pada dunia bahwa hanya penderitaan yang didapatkan. Apalagi saat itu,peperangan yang terjadi sebagian besar adalah perang saudara.
Tapi..yah, namanya juga cita-cita anak kecil, ya bisa berubah sesuai dengan mood. Ketika beranjak dewasa dan mengenal dunia lain, maka cita-cita saya pun berubah-ubah. Hanya ‘karakter’ cita-citanya saja yang masih sama. Maksudnya 'karakter cita-cita’ tuh apa to?? Cita-cita saya selalu tidak jauh dari travelling dan dunia tulis menulis. Sebelum pengen jadi wartawan,saya pengen jadi pramugari. Simple saja alasannya, ya pengen naik pesawat kemana-mana gituh..setelah pengen jadi wartawan, saya pengen jadi ahli biologi yang meneliti hewan-hewan atau tumbuhan di hutan belantara di seluruh dunia. Heboh banget kan cita-citaku?? Hehehe.. alasannya ya apalagi kalau bukan pengen menjelajah area termisterius di seluruh dunia plus pengen menuliskan reportase berbagai spesies yang saya temui.
Dan taraaa…setelah cita-cita yang berliku-liku akhirnya saya pun jadi antropolog. Yup !! dulu masuk kuliah juga motivasinya sama, katanya kuliah di antropologi itu bisa jalan-jalan kemana-mana. Hehehe.. Alhamdulillah wa subhanallah,kesampaian juga cita-cita saya. Selama menjadi mahasiswa S1 Antropologi saya menjelajah pedalaman Pekalongan,menjelajahi sudut-sudut miskin pulau Bali, pernah sampai Papua Barat, pernah ngiler di Riau, dan berburu udang di Kalimantan Barat. Pada saat kuliah S2 di jurusan yang sama sayapun sempat menjelajah Sulawesi Tengah selama 6 bulan dan membawa saya ke negara yang hampir di ujung dunia, Norwegia.
Kuliah di Antropologi juga ga mungkin jauh dari dunia tulis menulis karena saat penelitian lapangan, saya harus membuat catatan harian yang sangat detail. Malam hari saya gunakan untuk mencata semua hasil observasi saya. Kadang hingga berjam-jam dan tak jarang hingga hampir pagi menjelang. Karena saya tak ingin hal sekecil terlewatkan. Pun ketika pada akhirnya harus menulis laporan penelitian..Yah, mau gak mau harusmenulis. Dan satu hal yang saya cintai dari dunia menulis di antropologi adalah, bahwa tulisan yang saya buat sebisa mungkin juga nyastra, mirip-mirip novel gitu deh.
Ya, dan saya kira saya pun bisa dengan mantap berkata bahwa saya ingin jadi etnografer, alias penulis etnografi. Apa itu etnografi ? Ringkasnya adalah etno dari kata etnis, dan grafi artinya tulisan atau gambaran. Gampangnya etnografi itu tulisan tentang sebuah etnis tertentu yang menggambarkan dengan detail kehidupan mereka. Ada banyak etnografer yang pada akhirnya bisa menjadikan kisah-kisah tersebut sebagai bacaan popular seperti novel atau komik. Cuma saya sih belum sampai tingkatan imajinatif gitu yah,semoga deh nanti bisa jadi penulis etnografi yang produktif plus menarik..