Selasa, 04 Maret 2014

Anak-anak, Sang Pecinta Sejati

Sebagian besar tetangga saya adalah kaumpekerja,baik si bapak atau pun ibunya. Hanya beberapa gelintir saja, termasuk saya, yang tidak bekerja di luar rumah. Dengan kondisi tersebut, keluarga yang keduanya harus meninggalkan rumah dari pagi hingga petang, harus menitipkan anak-anak mereka kepada orang lain. Beberapa memilih untuk memiliki asisten rumah tangga (ART), beberapa memilih menitipkan ke playgroup, dan beberapa menitipkan kepada orang tua mereka.

Tidak seperti suami saya yang PNS dan bekerja hanya dari hari Senin sampai Jumat, para tetangga saya kebanyakan harus bekerja bahkan hingga hari Sabtu malam. Bagi yang bekerja di pabrik, terkadang mereka harus lembur hingga larut malam. Alhasil, waktu untuk bermain bersama anak-anak pun menjadi sangat minim. Belum lagi jika hari Minggu-nya si bapak dan ibu lelah menghadapi balita mereka, maka si kecil pun terpaksa harus ikut pengasuhnya juga.

Bagaimanapun juga,bekerja adalah tuntutan demi mendapatkan kehidupan yang layak. Kondisi perekonomian yang dirasa semakin berta dan tuntutan zaman yang semakin bejibun tentu menjadi pertimbangan sendiri untuk mengerahkan segala kemampuan. Lalu bagaimana dengan anak mereka?? Bagaimana kalau mereka merasa kurang kasih sayang?

Yah, bagi saya anak-anak adalah pecinta sejati, mereka tidak akan pernah merasa kekurangan cinta. Mungkin sebagian besar orang akan beranggapan bahwa orang tua adalah pecinta yang tanpa pamrih, tapi untuk saya malah sebaliknya . Anak-anak benar-benar pecinta tanpa pamrih.

Saya takjub, dikala si anak tetap riang menyambut orang tua mereka pulang bekerja, meski  mereka hampir seharian tak bersama . Saya kagum, saat si bayi masih saja mengenali ibunya meski ia tak disusui langsung. Saya terpesona,pada gelayut manja si kecil pada ayahnya meski hanya sesekali mereka bertatap. Ah ya, anak-anak adalah pecinta yang ulung. Mereka tetap mencintai dan mereka tahu orang tua mereka mencintai mereka meski tak selalu terungkapkan. 

Orang tua mungkin berharap anak-anak akan tetap berbakti pada mereka saat nanti dewasa, tapi anak-anak tidak juga berpikir agar di masa depan orang tua mereka lebih sayang pada mereka. Orang tua mungkin masih berharap si anak akan membanggakan mereka, tapi anak-anak tak juga berpikir orang tuanya harus menjadi hebat. Orang tua mungkin berkilah bekerja untuk masa depan anaknya, tapi anak-anak tidak juga peduli bahkan jika ia harus ditinggal pergi. Anak-anak mencintai tanpa pamrih,mereka tak berharap apapun.

Buat saya, anak-anak lah yang mengajari saya untuk terus mencintai tanpa pamrih, tanpa berharap dan sekaligus tanpa pernah putus asa.


Related Posts:

  • Bila Si Kecil Sakit..Aduh..Fatih sakit, dan kali ini sakitnya mungkiin yg terparah dibanding sakit2 sebelumnya..Yah, Fatih memang sudah beberapa kali terkena flu, dan satu kali demam, tapi flu dan demamnya tidak pernah mempengaruhi keaktifan sert… Read More
  • Karena apa ?? Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE … Read More
  • The amazing 14 monthsYiippy.. Fatih sudah 14 bulan sekarang dan sudah mulai bisa berjalan :) Awalnya saya agak khawatir Fatiih akan bisa lambat belajar jalan, krn di usia setahun dia blm ada tanda2 berdiri tegak atau akan melangkah. Tetapi dengan… Read More
  • Makan anak jadi enakAnak susah makan mungkin menjadi masalah bagi sebagian orang tua. Sedih bgt kalau pas Fatih juga lg susah makan, nah lewat kontemplasi panjang sambil nyuapi Fatih, mungkin tips2 di bawah ini bisa dicoba untuk mengatasi susah … Read More
  • Nasi kuning yasinanMalam jum'at mengajuka diri jadi relawan penyedia makanan kecil di yasinan ibu-ibu. Saya yang belum lama pindah ke perumahan baru memang belum pernah kebagian jatah. Sebagai rumah tangga dg pennghasilan serba cukupan, setiap … Read More

0 komentar:

Posting Komentar