Sebagai temporarly single parent #apasih jalan-jalan berdua
saja dengan si kecil seringkali harus dilakukan demi menjaga keeksisan.
Untungnya setidaknya saya bisa naik motor, sehingga bisa jalan kesana-kemari.
Etapi, saya kan juga punya anak balita? Trus gimana dong boncenginnya?? Safety,
safety, safety..bahaya kan kalo gendong-gendong balita sambil naik motor..
Pertanyaan tersebut sempat terlintas dan membuat saya agak
ngambek ketika suami akhirnya harus pergi ke luar negeri untuk beberapa lama.
Tapi ketika pada akhirnya suami pun berangkat, saya pun terpaksa melakukannya.
Infant (dua tahun ke bawah)
Pake gendongan kangguru. Gendongan ini merupakan gendongan
teraman dan ternyaman buat gendong bayi. Pastikan juga gendongan tersebut
dilengkapi dengan penutup kepala. Anak pun bisa tetap tertidur nyaman dalam
gendongan. Karena si anak diletakkan di depan dan kena angin lebih dulu, maka
jangan lupa untuk membungkus tubuh si kecil serapat mungkin. Topi, jaket ,
celana panjang tebal, kaos kaki dan sepatu wajib dipakaikan.
Pake kain jarit tradisional. Ketika anak sudah cukup kuat
dan benar-benar tegak, kain jarit tradisional juga nyaman dan aman digunakan
asal benar-benar dipastikan ikatannya kencang. Tentu saja gendongan kain jarik
ini sebaiknya hanya digunakan untuk jarak dekat saja, misal ke warung atau
jajan di sekitar rumah.
Pakai kursi boncengan. Pamakaian kursi boncengan adalah cara
terbaik untuk memboncengkan anak ketika anak sudah berumur setahun ke atas.
Jangan lupa pula tetap membungkus badannya dengan rapat.
Toddler (balita)
Mulai umur 2 tahun , Fatih saya belikan helm anak-anak. Saya
mulai mengenalkan kepada Fatih tentang pemakaian helm tersebut, sehingga
akhirnya Fatih tertarik dan ketika dipakaikan tidak rewel. Untungnya pula saya
menggunakan motor matic sehingga modelnya memang lebih ramah anak. Fatih saya
ajarkan untuk berdiri di belakang setang motor, berpijak pada dasar motor.
Posisi ini sebenarnya lebih nyaman juga untuk saya, dibandingkan dengan menggunakan
kursi. Saya tidak harus selalu memakai celana panjang. Fatih pun lebih
menikmati posisi berdiri ini. Bagian badannya pun terlindungi dari angin karena
berada di belakang kemudi. Akan tetapi, mengatur waktu perjalanan sangat
penting untuk posisi ini. Jangan sampai mengajak anak bepergian saat ia
mengantuk.
Umur 3 tahun ke atas
Menggunakan gendongan boncengan anak. Saat ini berbagai
model boncengan anak bisa ditemukan. Salah satunya yang aman adalah gendongan
yang mirip dengan tas ransel. Boncengan anak ini menurut saya idela untuk anak
berumur di atas 3 tahun karena tinggi badannya memungkinkan si anak sudah
merasa nyaman duduk di boncengan belakang. Tangan anak pun sudah mampu
berkoordinasi dengan baik untuk memegang pinggang ibunya.
Ada juga model kursi boncengan belakang. Mimpi bener nih
punya kursi boncengan belakang seperti ini. Tapi menurut saya boncengan model
ini akan lebih cocok untuk anak berumur di atas 4 tahun. Setidaknya saya
sebagai ibu tidak akan merasa terlalu was-was karena si anak tidak dalam
jangkauan pengawasan selama berada di
atas motor (tidak seperti bonceng depan atau menempel pada ibunya).
Akan tetapi meskipun memboncengkan anak dengan posisi
teraman sekalipun, saya tidak pernah melakukan perjalanan jauh dengan
menggunakan motor. Jalan-jalan dengan motor hanya saya lakukan di dalam kota
Ungaran saja, selebihnya tentu saja saya mengandalkan transportasi umum seperti
angkot atau BRT Semarang.
So stay safe and happy ya Buibuu :)